RESUME
Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer
(S.Suriasumantri)
Dosen Pembimbing :
Drs.
Ashad M. A
Oleh :
1.
Ikhya’
Ulumuddin
2.
Lukman
Chakim
3.
Nur
Ma’sumah Aprilia Ali
4.
M.
Fadhlan Aly
5.
Vika
Lestari
(STIT) RADEN SANTRI GRESIK
TAHUN AKADEMIK 2012
BAB I
KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
Da steh’
ich nun, ich armer Tor!
Und bin
so klug als wie zuvor.
(Nah
disinilah aku, si goblok yang malang!
Tak lebih
bijak sebelumnya)
Faust
A.
Ilmu dan Fisafat.
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu,
kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan
kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu
dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak
semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas
ini. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri kita
sendiri, apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu? Apakah cirri-cirinya
yang hakiki yang membedakan ilmu dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya yang bukan
ilmu? Dsb.
B. Filsafat:
Peneratas Pengetahuan.
Disini berarti bahwa filsafat merupakan
langkah awal untuk mengetahui segala pengetahuan. Sekiranya kita sadar bahwa
filsafat adalah marinir bukan pionir karena bukan pengetahuan yang bersifat
merinci. Filsafat adalah pengetahuan yang tidak terperinci dengan kata lain
filsafat bias disebut juga sebagai induk dari ilmu pengetahuan yang masih
bersifat global.
C. Bidang
Telaah Filsafat.
Filsafat menelaah segala masalah yang
mungkin dapat dipikirkan oleh manusia. Sesuai dengan fungsinya sebagai marinir
dia mempermasalahkan hal-hal yang pokok, terjawab masalah yang satu diapun
mulai merambah pertanyaan lain sehingga terciptalah pioneer pioneer yang bias
kita sebut pengetahuan.
D. Cabang
Cabang Filsafat.
Cabang
cabang filsafat Adalah Epistimologi (Filsafat Pengetahuan), Etika
(Filsafat Moral), Etestika (Filsafat Seni), Metafisika, Politik (Filsafat
Pemerintahan), Filsafat Agama, Filsafat Ilmu, Filsafat Pendidikan, Filsafat
Hokum, Filsafat Sejarah Dan Filsafat Matematika.
E.
Filsafat ilmu
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistimologi
(dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat
ilmu.
F. Kerangka
Pengkajian Buku.
Pada
dasarnya buku ini mencoba membahas aspek (apa)
ontologis, (bagaimana) epistimologis dan (untuk apa) aksiologis keilmuan
sambil membandingkan dengan beberapa pengetahuan lain. Dalam kaitan-kaitan ini
akan dikaji hakikat beberapa saran berpikir ilmiah yakni, bahasa, logika,
matematika dan statistika. Setelah itu dibahas beberapa aspek yang
berkaitan erat dengan kegiatan keilmuan seperti aspek moral, sosial,
pendidikan dan kebudayaan. Akhirnya buku ini ditutup dengan
pembahasan mengenai struktur penelitian dan penulisan ilmiah
dengan harapan agar dapat membantu mereka yang berkarya dalam bidang keilmuan.
BAB II
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Sebagai dasar dari
pengetahuan adalah sebagai berikut:
A.
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir menurut
suatu alur kerangka berpikir tertentu. Dengan penalaran inilah manusia mampu
mengembangkan pengetahuannya dengan cepat dan mantap.
B.
Hakikat Penalaran.
Penalaran mempunyai ciri-ciri: proses
berpikir logis dan analitis.
C.
Logika
Logika didefinisikan sebagai pengkajian
untuk berpikir secara sahih/baik dan benar.
D.
Sumber Pengetahuan,
Pada
dasarnya terdapat dua cara kita mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu
mendasarkan diri pada rasio atau disebut rasionalisme dan mendasarkan
diri pda pengalaman atau disebut empirisme, namun masih terdapat cara
lain yaitu intusi (pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses
penalaran tertentu) dan wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan
oleh tuhan kepada manusia lewat perantara nabi-nabi yang diutusnya).
E. Kriteria
Kebenaran:
1.
Teori Koherensi yaitu suatu pernyataan dianggap
benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Misalnya bila kita
menganggap bahwa, “semua manusia pasti akan mati” adalah suatu pernyataan benar
maka pernyataan bahwa, “si polan adalah seorang manusia dan si polan pasti akan
mati” adalah benar pula karena kedua pernyataan kedua adalah konsisten dengan
pernyataan yang pertama.
2.
Teori Korespondensi yang ditemukan oleh Bertrand
Russell (1872-1970). Suatu pernyataan dalah benar jika materi pengetahuan yang
dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang
dituju oleh pernyataan tersebut. Misalnya jika seseorang mengatakan bahwa
ibukota republik Indonesia adalah Jakarta maka pernyataan tersebut adalah benar
sebab pernyataan itu dengan obyek yang bersifat faktual yakni Jakarta yang
memang menjadi ibukota republik Indonesia.
3.
Teori Pragmatis dicetuskan oleh Charles S.
Pierce (1839-1914). Suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan itu atau
konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan
manusia.
BAB III
ONTOLOGI: HAKIKAT APA YANG DIKAJI
Der Herr
Gott wurfelt nicht!
(Tuhan
tidak melempar dadu!)
Albert
Einstein (1879-1955)
Di
dalam bab ini lebih dominan untuk menjelaskan mengenai beberapa poin yang
berkaitan erat dengan sebuah hakikat , meliputi ;
Metafisika (non fisik/tidak kelihatan) adalah bidang telaah filsafat yang merupakan tempat
berpijak dari setiap pemikiran filsafat termasuk pemikiran ilmiah.
Asumsi adalah anggapan berdasar pengetahuan yang ada.
Peluang
adalah kemungkinan kejadian.
Batas-Batas Penjelajahan Ilmu adalah pengalaman
manusia dan pengetahuan yang secara empiris telah diuji kebenarannya.
Cabang-Cabang Ilmu. Dua cabang utamanya yaitu:
1.
Filsafat alam yang kemudian menjadi ilmu-ilmu
alam (the natural science)
2.
Filsafat moral yang kmudian menjadi ilmu-ilmu
sosial (the social science)
BAB IV
EPISTIMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN YANG BENAR
Pengetahuan pada hakekatmya merupakan
segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk kedalamnya
adalah ilmu. Setiap jenis pengetahuan mempunyai cirri-ciri spesifik mengenai apa
(ontologi), bagaimana (epistimologi) dan untuk apa
(aksiologi) pengetahuan tersebut disusun.
Metode Ilmiah merupakan prosedur
dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, langakah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
1. Perumusan
Masalah
2. Penyusunan
kerangka berpikir
3. Perumusan
hipotesis
4. Pengujian
hipotesis
5. Penarikan
kesimpulan.
Struktur
Pengetahuan Ilmiah:
1.
Teori yang merupakan pengetahuan ilmiah yang
mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin
keilmuan.
2.
Hukum yang merupakan pernyataan yang menyatakan
hubungan antara dua variabel atau lebih dalam suatu kaitan sebab akibat.
3.
Prinsip yang dapat diartikan sebagai pernyataan
yang berlaku secara umum bagi sekelompok gejala-gejala tertentu yang mampu
menjelaskan kejadian yang terjadi.
4.
Postulat yang merupakan asumsi dasar yang
kebenarannya kita terima tanpa dituntut pembuktiannya.
DAFTAR PUSTAKA
S. Suriasumantri,
Jujun. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1990.
What is a "safe" casino? - Casino Tatsu
ReplyDeleteIn 메이저벳 addition, a safe casino can often use a private, secure and anonymous bank 스포츠 사이트 account for betting. For example, a 게임 종류 no-deposit 벳익스플로어 option can be used to fund a 랜덤 룰렛